Kamis, 12 Oktober 2017

Pidie Jaya Tingkatkan Pelayanan Kepada Anak Berkebutuhan Khusus

Meureudu; Untuk mensukseskan wajib belajar pendidikan dasar, dipandang perlu meningkatkan perhatian terhadap anak berkebutuhan khusus, baik yang telah memasuki sekolah reguler (SD) tetapi belum mendapatkan pelayanan pendidikan khusus maupun yang belum mengenyam pendidikan sama sekali karena tidak diterima di SD terdekat atau karena lokasi SLB jauh dari tempat domisilinya.

Pendidikan inklusif diharapkan dapat memecahkan salah satu persoalan dalam penanganan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus selama ini. Tidak mungkin membangun SLB di tiap Kecamatan/Desa sebab memakan biaya yang sangat mahal dan waktu yang cukup lama.

Hal tersebut dikatakan oleh Bupati Pidie Jaya, Aiyub Abbas dalam sambutan dan bimbingannya pada acara Sosialisasi Pendidikan Inklusif kepada stakeholder melalui kelompok kerja pendidikan inklusif kabupaten Pidie Jaya.

Meureudu, kamis  (12/10/2017).
Bupati Kabupaten Pidie Jaya, mengharapkan kepada semua kepala sekolah agar sudi kiranya dapat melaksanakan pendidikan inklusif di sekolah masing masing. Semoga kedepan dengan program ini, anak anak berkebutuhan khusus dapat mendapatkan pendidikan yang layak di Kabupaten Pidie Jaya.
Pintanya

Muhammad Gade, selaku penanggung jawab kegiatan ini menyampaikan dalam laporannya, Pidie Jaya saat ini tengah mengembangkan pendidikan inklusif. Yakni pendidikan yang tidak membedakan anak berdasar kondisi fisik dan mental. Selain amanat Undang-undang, program ini sejalan dengan program prioritas pemerintah Pidie Jaya saat ini dalam peningkatan pelayanan kualitas pendidikan luar biasa.

Kegiatan ini dikuti oleh semua Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah jenjang SD dan SMP sekabupaten Pidie Jaya, turut dihadiri juga oleh semua Kepala UPTD Pendidikan dan anggota Dewan Komisi A
“dengan diberikannya kesempatan kepada ABK untuk mengenyam pendidikan di sekolah reguler yang dijadikan inklusif, akan membantu anak-anak normal. Karena mereka bisa belajar dari mereka," Kata M.Gade,

Terkait akan adanya kemungkinan permasalahan dalam interaksi sosial ABK di sejumlah sekolah, Saifuddin selaku sekretaris Disdik Pidie Jaya tidak menampik hal tersebut.

Namun, itu menurutnya merupakan proses dari pembelajaran kepada semua pihak. Untuk menjalankan pendidikan inklusif di sekolah reguler pihak Dinas Pendidikan akan bekerjasama dengan SKPK terkait lainnya untuk melahirkan Peraturan Bupati dan Grand design pendidikan Inklusif kedepan.
"Kita sedang belajar, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Ini semua butuh berproses," ujar Saifuddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar