Capaian hasil pembangunan bidang Pendidikan di Aceh masih besar ketimpangan mutu layanan dan hasil belajar antar wilayah dalam Kabupaten, sebuah harapan agar dirancang sebuah terobosan pendidikan yang lebih adil antara masyarakat kota Kabupaten dengan daerah pinggiran.
Semua masyarakat berharap harus mendapat layanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau. Pendidikan bermutu harus sama antar wilayah. Harapan tersebut harus menjadi fokus bagi pengembang pendidikan Aceh dengan menyusun sebuah konsep yang memiliki objective.
Membangun Pendidikan Aceh dengan berbagai permasalahan lapangan seperti kekurangan guru. Hal ini penyumbang pendidikan tidak bermutu. Ada sekolah berlebih guru bidang studi tertentu dan tidak adanya guru bidang studi tertentu. Bagaimana mungkin seorang guru pendidikan agama Islam mengajarkan materi pelajaran fisika, namun inilah yang terjadi di sekolah sekolah.
Kompetensi kepala sekolah juga membuat pendidikan tidak bermutu. Bagaimana mungkin seorang kepala sekolah mampu berinovasi sementara pelatihan calan kepala sekolah (cakep) belum pernah. Kemampuan manajerial juga belum ada. Sangat kecil kemungkinan kepala sekolah mampu mengembangkan guru dan dewan sekolah untuk membangun mutu di sekolahnya.
Pengawas sekolah juga penyumbang pendidikan tidak bermutu. Masih banyak pengawas menjadi pengawas untuk mencari aman bukan mencari format untuk mengayomi guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kinerja. Hal ini bukan tidak berdasar, lihat saja seorang pengawas yang bermasalah saat ia kepala sekolah naik menjadi pengawas. Hal yang paling menakjubkan seorang pengawas bidang studi katakanlah bahasa Inggris. Ia harus mengurus guru matematika, sementara ia tidak ahli matematika.
Permasalahan lain yaitu pengelola pendidikan (Disdik) belum sepenuhnya memiliki waktu mengurus mutu pendidikan. Banyak hal diluar mutu pendidikan yang menjadi fokus, misalnya masih terlalu mengejar daya serap anggaran untuk fisik. Hal ini membuat banyak energi terkuras untuk mengurus non mutu.
Mimpi menuju Gerbang MUTU masih belum menjadi fokus pegiat pendidikan.
Untuk menuju mimpi gerbang mutu antara lain harus
1. Seluruh Satuan Pendidikan pada jenis dan jenjang yang sama memiliki Mutu yang Sama dengan Menampilkan Ciri Keunikan dan Keunggulan yang Spesifik. Sebagai Indikator Capaian Program tersebut adalah: Terwujudnya kesetaraan capaian mutu layanan dan hasil pendidikan dalam Kabupaten.
2. Mengingat besarnya tuntutan kinerja yang diperlukan tidak seimbang dengan ketersediaan Sumberdaya yang dimiliki maka dalam implementasinya harus berpatok pada target capaian sasaran dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan disusun seperangkat Rancangan Kebijakan Strategi.
3. Penyebaran dan pemerataan guru harus segera berdasarkan Alisia kebutuhan sekolah.
4. Stop izin sekolah baru dan d regroping sekolah berdekatan agar fokus.
5. Evaluasi kinerja kepala sekolah untuk mutasi promosi atau ganti dengan guru yang memiliki kualifikasi bagus.
6. Beri kesempatan seluas luasnya kepada guru dalam mengekspresikan diri dalam mengajar dan mendidik.
7. Kehadiran pengawas dibutuhkan setiap hari di kelas dalam membantu guru mengajar.
8. Bentuk tim yang mengurus administrasi guru yang bukan adm PBM semisal pangkat, berkala, izin, skp.sertifikasi. Jangan sibukkan guru dengan hal itu (ada tim Disdik yang menangani).
Tulisan ngaur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar