Biasanya orangtua memilih sekolah baik berdasarkan kriteria: nilai ujian siswa, passing grade, atau biayanya. Namun pakar pendidikan Ian Gilbert dalam bukunya, Independent Thinking, mengajukan 25 parameter yang bisa jadi panduan bagi orangtua dalam memilih sekolah dengan atmosfer pembelajaran yang kondusif bagi anaknya. Tentu saja daftar ini bukan harga mati, karena bisa-bisa kita tidak akan pernah menemukan sekolah seideal itu. Bagi pengelola sekolah [juga masyarakat di sekitar sekolah], daftar ini bisa jadi panduan tambahan untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang kondusif di dalam lingkungan sekolah.
01. Apakah para siswa menikmati belajar di sekolah itu?
02. Apakah para guru menikmati mendidik di sekolah itu?
03. Apakah para siswa merasa tertantang dengan kegiatan-kegiatan di sekolah itu?
04. Apakah para siswa juga mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi belaka?
05. Apakah para siswa juga mempelajari keterampilan dan tidak hanya fakta-fakta pengetahuan?
06. Apakah nilai-nilai moral juga menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota komunitas sekolah?
07. Apakah terdapat cukup atmosfer inklusif di mana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa?
08. Apakah isu-isu penting seperti bullying dan berbagai aspek sosial dan emosional lain dalam kehidupan sekolah didiskusikan secara terbuka dan positif?
09. Apakah kemampuan untuk berpikir sendiri didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa?
10. Apakah sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan?
11. Apakah aspek-aspek seperti rasa ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif?
12. Apakah para guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama – bukan terhadap – para siswa?
13. Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran?
14. Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia teknologi pendidikan?
15. Apakah harapan yang tinggi juga disematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa?
16. Apakah kepala sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi?
17. Apakah para siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain?
18. Apakah sekolah terbuka terhadap hal-hal di luar dugaan (yang positif)?
19. Apakah para siswa diajak berpikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar dinding sekolah?
20. Apakah sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapan pun, di mana pun, dan hanya sebagian di antaranya saja yang perlu dilakukan di dalam dinding sekolah?
21. Apakah komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah (melibatkan masyarakat)?
22. Apakah proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai variasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran?
23. Apakah para siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadap sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang berdampak penting?
24. Apakah hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah ke fase hidupnya berikutnya?
25. Apakah resepsionis, guru, petugas kebersihan, dan seluruh staf sekolah tersenyum kepada orangtua dan pengunjung sekolah?
***
Sumber
FB Agung Wibowo guru terbaik saya
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar