Pagi pagi itu mata hari belum
terlihat,Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Sarah mengendong anaknya dan
ditanganya terlihat ada satu tas baju. Matanya yang lembab memerah. Ibu sudah
tahu kalau Sarah rebut lagi dengan suaminya. Ibunya sedikit heran, karena
biasanya sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis, jika ia bertengkar
dengan suaminya.
Ayah sarah juga keheranan segera
menghampiri sarah dan menanyakan masalahnya. Sarah mulai menceritakan awal
pertenkaran dengan suaminya tadi malam. Sarah kecewa suami saya telah membohongi
sarah selama ini. Sarah menemukan buku rekening suami sarah yang terjatuh
didalam mobil, waktu sarah memlihat isi tabungan, srah baru tahu kalau suami
saya selalu menarik uang setiap bulan, di tanggal yang sama. Sementara sarah
tahu uang yang sarah terimapun jumlah
berbeda dengan jumlah yang suami saya tarik. Berarti sudah satu tahun lebih
suami saya membagi uangnya, setengah untuk sarah. Rasa kaget bercampur marah
meluap luap di hati sarah.
Sekarang giliran ayah yang bicara
ya sarah, kata ayahnya
Yang pertama,” langkahmu datang
kerumah ayah sudah dilakti Allah dan para malaikatNya” karena tanpa seizing suamimu.
Kalimat ayah sontak membuat Sarah kebingungan, Sarah mengira ia akan mendapat
dukungan dari ayahnya.
Yang kedua sambung ayahnya,
mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah uang
yang diberikan suamimu kepadamu, itupun untuk kebutuhan rumah tangga. Jika kamu
membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah itu tidak
boleh.
Sarah suamimu menelpon ayah dan
mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang setiap bulan diberikan kepada seseorang wanita. Suamimu tidak
menceritakannya, karena kamu tidak suka kepada wanita itu sejak kalian menikah.
Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia berusaha menghindari pertengkaran
denganmu. Ayah mengertikarena ayah pun mengenal watakmu. Mata ayah mulai
berkaca kaca. Sarah …..kamu harus tahu, setelah kamu menikah, maka yang wajib
kamu taati adalah suamimu. Jika suamimu ridho padamu maka Allah pun Ridho. Sedangkan
suamimu dia wajib taat kepada ibunya. Begitulah Allah mengatur laki laki taat
kepada ibunya. Jangan sampai kamu menjadi penghalang bakti suamimu kepada ibunya.
Suamimu dan harta suamimu adalah milik
ibunya. Ayah mengatakan itu dengan tangis air mata berderai semakin membasahi
pipinya. Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan,
kemudian membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki lakinya menikah, ia
melepaskannya begitu saja.
Kemuadian anak laki laki akan
sibuk dengan kehidupan barunya. Bekerja untuk keluarga barunya. Mengerahkan seluruh
hidupnya untuk istri dan anaknya. Anak laki laki hanya menyisakan sedikit waktu
untuk sekali berjumpa dengan ibunya, sebulan sekali atau bahkan setahun sekali.
Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu itu, Kenapa Sarah? Apa
karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada suamimu, bahwa
kamu tidak bias tidur disana, bahkan anak anakmu pun kamu ajarkan untuk tidak
betah bersama neneknya.
Sarah. …. Ayah mendengar ini ayah
sakit sekali, ayah malu pada suamimu juga mertuamu. Sarah jika kamu saja merasa
tidak nyaman tinggal di sana. Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja
untuk tinggal disana?
Uang itu diberikan untuk ibunya,
yang sudah bersusah payah dulu menyekolahkannya dengan berdagang keliling. Suamimu
ingin ayahnya tidak lagi berjualan keliling menjual gorengan. Dari uang itu
orang tua suamimu memakai untuk kebutuhan hidupnya. Selebihnya secara rutin
dibagikan untuk anak anak yatim orang tua tidak mampu di kampungnya, lanjut
ayahnya.
Sarah membatin dalam hatinya uang
yang diberikan suaminya sering dikeluhkan kurang, karena Sarah butuh banyak
pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah, pergi ketempat pesta teman, Sarah
juga sangat menjaga penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya. Ingin juga
berjalan ke mall, juga berkumpul dengan teman temannya.
Sarah menyesai sikapnya yang
tidakingin dekat dengan mertuanya yang miskin itu. Sarah juga menyesal sikapnya
itu yang tidak berterima Kasih kepada mertuanya yang telah menjadikan suaminya
seorang sarjana. Mendapatkan pekerjaan yang diidam idamkan orang lain. Berhasil
mandiri hingga Sarah bias menempati rumah yang nyaman dan mobil berAC yang bias
digunakan kemanapun setiap hari.
“Aaayaaaaaah maafkan Sarah”
tangis Sarah meledak ledak, ibunda Sarah sejak tadi duduk di samping Sarah
segera memeluk Sarah “ sarah sarah anakku” sambil mencium dahi sarah. Kembalilah
kerumahmu nah, suamimu orang baik nak, bantulah suamimu berbakti kepada orang
tuanya. Bantu suamimu menggapai syurga, dan dengan ketaatanmu kepada suamimu bias
menghantarkanmu ke syurga. Ibunda Sarah membisikkan kalimat itu ke telinga
Sarah, Sarah hanya mengangguk angguk sambil mengusap air matanya. (ilustrasi
dari teman Fb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar