Minggu, 23 Oktober 2016

Pilih Aku atau Ibumu Syorga Menantimu


Pagi pagi itu mata hari belum terlihat,Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Sarah mengendong anaknya dan ditanganya terlihat ada satu tas baju. Matanya yang lembab memerah. Ibu sudah tahu kalau Sarah rebut lagi dengan suaminya. Ibunya sedikit heran, karena biasanya sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis, jika ia bertengkar dengan suaminya.


Ayah sarah juga keheranan segera menghampiri sarah dan menanyakan masalahnya. Sarah mulai menceritakan awal pertenkaran dengan suaminya tadi malam. Sarah kecewa suami saya telah membohongi sarah selama ini. Sarah menemukan buku rekening suami sarah yang terjatuh didalam mobil, waktu sarah memlihat isi tabungan, srah baru tahu kalau suami saya selalu menarik uang setiap bulan, di tanggal yang sama. Sementara sarah tahu uang  yang sarah terimapun jumlah berbeda dengan jumlah yang suami saya tarik. Berarti sudah satu tahun lebih suami saya membagi uangnya, setengah untuk sarah. Rasa kaget bercampur marah meluap luap di hati sarah.


Sekarang giliran ayah yang bicara ya sarah, kata ayahnya
Yang pertama,” langkahmu datang kerumah ayah sudah dilakti Allah dan para malaikatNya” karena tanpa seizing suamimu. Kalimat ayah sontak membuat Sarah kebingungan, Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.


Yang kedua sambung ayahnya, mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya. Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu kepadamu, itupun untuk kebutuhan rumah tangga. Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah itu tidak boleh.


Sarah suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang setiap bulan diberikan kepada  seseorang wanita. Suamimu tidak menceritakannya, karena kamu tidak suka kepada wanita itu sejak kalian menikah. Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia berusaha menghindari pertengkaran denganmu. Ayah mengertikarena ayah pun mengenal watakmu. Mata ayah mulai berkaca kaca. Sarah …..kamu harus tahu, setelah kamu menikah, maka yang wajib kamu taati adalah suamimu. Jika suamimu ridho padamu maka Allah pun Ridho. Sedangkan suamimu dia wajib taat kepada ibunya. Begitulah Allah mengatur laki laki taat kepada ibunya. Jangan sampai kamu menjadi penghalang bakti suamimu kepada ibunya.  Suamimu dan harta suamimu adalah milik ibunya. Ayah mengatakan itu dengan tangis air mata berderai semakin membasahi pipinya. Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan, kemudian membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki lakinya menikah, ia melepaskannya begitu saja.


Kemuadian anak laki laki akan sibuk dengan kehidupan barunya. Bekerja untuk keluarga barunya. Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anaknya. Anak laki laki hanya menyisakan sedikit waktu untuk sekali berjumpa dengan ibunya, sebulan sekali atau bahkan setahun sekali. Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu itu, Kenapa Sarah? Apa karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada suamimu, bahwa kamu tidak bias tidur disana, bahkan anak anakmu pun kamu ajarkan untuk tidak betah bersama neneknya.


Sarah. …. Ayah mendengar ini ayah sakit sekali, ayah malu pada suamimu juga mertuamu. Sarah jika kamu saja merasa tidak nyaman tinggal di sana. Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?

Uang itu diberikan untuk ibunya, yang sudah bersusah payah dulu menyekolahkannya dengan berdagang keliling. Suamimu ingin ayahnya tidak lagi berjualan keliling menjual gorengan. Dari uang itu orang tua suamimu memakai untuk kebutuhan hidupnya. Selebihnya secara rutin dibagikan untuk anak anak yatim orang tua tidak mampu di kampungnya, lanjut ayahnya.

Sarah membatin dalam hatinya uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkan kurang, karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah, pergi ketempat pesta teman, Sarah juga sangat menjaga penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya. Ingin juga berjalan ke mall, juga berkumpul dengan teman temannya.

Sarah menyesai sikapnya yang tidakingin dekat dengan mertuanya yang miskin itu. Sarah juga menyesal sikapnya itu yang tidak berterima Kasih kepada mertuanya yang telah menjadikan suaminya seorang sarjana. Mendapatkan pekerjaan yang diidam idamkan orang lain. Berhasil mandiri hingga Sarah bias menempati rumah yang nyaman dan mobil berAC yang bias digunakan kemanapun setiap hari.


“Aaayaaaaaah maafkan Sarah” tangis Sarah meledak ledak, ibunda Sarah sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah “ sarah sarah anakku” sambil mencium dahi sarah. Kembalilah kerumahmu nah, suamimu orang baik nak, bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya. Bantu suamimu menggapai syurga, dan dengan ketaatanmu kepada suamimu bias menghantarkanmu ke syurga. Ibunda Sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah, Sarah hanya mengangguk angguk sambil mengusap air matanya. (ilustrasi dari teman Fb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar