Sabtu, 05 Februari 2022

Kacabdin Bireuen Ajak 820 Siswa Cium Pipi Ibu dan Ayah

 Bireuen - di penghujung Januari 2022 dan wal tahun ini di halaman SMKN 1 Peusangan di hadapan 820 siswa dan guru, kepala cabang dinas pendidikan wilayah Bireuen menceritakan kisah menuju sukses.

Kesuksesan berawal dari keinginan ingin merobah nasib. Benci pada keadaan yang sedang mendera kehidupan saat ini adalah sebuah niat ingin berubah. Awal dari niat ini akan berusaha dengan giat untuk belajar dan disiplin bersekolah ulas Hamid.

Lebih lanjut Hamid menjelaskan Rendah hati adalah sikap yang mudah diterima orang lain dalam bergaul. Bergaul dengan banyak orang akan banyak ilmu dan informasi yang didapat. Kesuksesan seseorang sangat dipengaruhi oleh pergaulan yang dilakukan orang tersebut. Cara yang paling mudah diterima untuk bergaul adalah menyapa atau dan beri salam kepada setiap orang yang kita jumpai. Bersikap rendah hati dan tidak egois syarat utama diterima dalam komunitas.
Biasakan mencium pipi ibu dan ayah setiap mau kesekolah dan saat pulang sekolah. Ini tampilan awal menghargai dan minta doa restu kedua orang tua. Lakukan setiap hati agar orang tua berbangga pada anda. Kebahagiaan mereka karena sikap anda adalah doa ia untuk mu ulas matan Kacabdin Sabang pada kegiatan kunjungan perdananya di sekolah ini.

Yusniar salah seorang guru penggerak di SMKN 1 Peusangan menulis di akun Facebooknya "Di penghujung Senin 31 Januari 2022,awal tahun yg cerah, sebuah harapan besar, sebuah inspirasi bersama yang disampaikan bapak Kacab pendidikan wilayah Bireuen  Bapak Abdul Hamid  mendorong kami untuk saatnya bergerak mewujudkan pembelajaran yang berdampak pada murid. "sebuah kesuksesan itu bukan hasil  dari diri sendiri namun berkat kerjasama, gotong royong dan kolaborasi, semua harus berkontribusi maksimal untuk mendapatkan out put yang diharapkan" (sedikit cuitan beliau).

Yusniar menaruh harapan tulis di sosmednya semoga dengan nasehat yang luar biasa ini, kami dapat mewujudkan budaya sekolah yang semakin religius, semakin jujur, semakin disiplin, tidak sombong, semakin saling menghargai, semakin percaya diri, sehingga terbentuk peserta didik yang semakin cerdas, semakin terampil, semakin berkarakter, produktif, kreatif,inovatif,efektif dan mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan berprestasi.

Ia juga berterimakasih kepada kepala sekolah lama yang sudah pindah ke SMKN 1 Bireuen "Terimakasih banyak kepada Bapak Muhammad Yusuf semua yang bapak tinggalkan pasti membekas pada kami, kepribadian yang baik, berani, menginpirasi, cerdas dalam bertindak, tepat mengambil solusi dan sangat berwibawa. tetaplah menjadi orang tua kami dimanapun berada tulis yus niar.

Abdul Hamid menyampaikan keinginannya kepada Asehsiana.com. saya dipercayakan menjadi Kacabdin Bireuen sejak 7 Januari 2022. Minggu pertama dan kedua kami menyiapkan buku kerja sebagai progres capaian yang sudah dan yang akan kami kerjakan kepada bapak Sekda Aceh dan bapak Kepala Dinas Pendidikan Aceh. Minggu ini saya fokus pada roud show ke sekolah sekolah terutama sekolah jauh dari kota Bireuen.

Saya bersama pengawas ingin melihat perkembangan awal dari semua sekolah di bawah cabdin Bireuen dengan harapan kita dan guru lebih akrab agar lebih mudah mewujudkan pembelajaran yang baik tutup Hamid.

Senin, 24 Januari 2022

https://acehsiana.com/2022/01/24/silaturahmi-dengan-rektor-kcd-pendidikan-minta-umuslim-beri-kekhususan-kepada-siswa-bireuen/

Minggu, 14 November 2021

MENGAPA SULTAN ISKANDAR MUDA MENJADIKAN MEUREUDU SEBAIGAI WILAYAH INTI KERAJAAN ACEH?

Pertanyaan di atas bila merujuk pada inskripsi yg terdapat pada makam Meurah Puteh, di Gampong...? (nama gampongnya sdh lupa) di Meureudu, Pidie Jaya.

Pada makam itu tersebut: "Makam Meurah Puteh bin Meurah 'Abdullah bin Sultan Saidil Al Mukammil (Nenek Sultan Iskandar Muda)".

Saat saya berziarah ke malam Meurah Puteh,  bersama Dr. Husaini Ibrahim dan rekan  Salman Farisi Minggu kemarin, memang sedikit agak susah, karena makam Merah Puteh ini terletak asing di tengah-tengah Gampong yg dipenuhi semak belukar. 

Tak ada jalan atau jurong yg bisa langsung kita akses ke lokasi makam ini. Kami terpaksa harus menaiki pagar-pagar kebun penduduk, lalu berjalan diantara semak-semak utk tiba pada makam Meurah Puteh ini.

Berdasarkan inskripsi yg ada pada makam, bila dihubungkan dgn Sultan Iskardar Muda (1607-1636), Merah Puteh dgn Sultan Iskandar Muda, adalah sama-sama cucu dari pada Sultan Saidil Al Mukammil yg memerintah kerajaan Aceh Darussalam (1585-1604).

Dalam peta silsilah yg dibuat HM. Zainuddin dlm buku "Tarihk Aceh dan Nusantara", Sultan Alaiddin Riayat Syah Saidil Al Mukammil memiliki 6 orang anaknya, yaitu Maharaja Diraja, Raja Putri, Putri Diraja Indra Ratna Wangsa, Mahmud Syah, Raja Husin Syah, dan Merah Upah.

Putri Diraja Indra Ratna Wangsa kemudian kawin dgn raja Mansur Syah Ibnu Raja Abdul Jalil. Perkawinan ini melahirkan Sultan Iskandar Muda. Ini mengartikan, Sultan Iskandar Muda adalah cucu Sultan Saidil Al Mukammil dari anak perempuannya, yaitu anak dari Peteri Diraja Indra Ratna Wangsa (ibu Sultan Iskandar Muda).

Sedangkan Merah Puteh adalah cucu Sultan Saiful Al Mukammil dari dari anak Merah Upah (Meurah Agong) atau Meurah  Abdullah, sebagai mana tersebut pada makam Meurah Puteh yang kami ziarahi di Meureudu. 

Nah, dengan demikian jelas bahwa Sultan Iskandar Muda dan Meurah Puteh, yg makamnya terdapat di Meureudu adalah sama-sama cucu dari pada Sultan Saidil  Al Mukamil.

Oleh karena itu, tidak mengherankan kenapa Sultan Iskandar Muda saat memerintah kerajaan Aceh Darussalam, menjadikan wilayah Meureudu (Pidie Jaya sekarang) sebagai satu-satunta wilayah inti kerajaan Aceh yg dikendalikan langsung di bawah Sultan, di luar wilayah inti kerajaan di Aceh besar.

Itu pula sebabnya, wilayah Meureudu pada masa Sultan Iskandar Muda disebut sebagai wilayah "bibeuh", artinya Meureudu sebuah wilayah yg tunduk langsung kepada Sultan. Karena Meureudu sebagai wilayah "bibeuh", maka Sultan Iskandar Muda tidak mengangkat Uleebalang di wilayah Meureudu, karena Meureudu ini adalah sebuah wilayah istimewa yg diberikan oleh Sultan.

Itu semua tak lepas hubungannya, antara Sultan Iskandar Muda dgn Meurah Puteh di Meureudu, yg keduanya sama-sama berkakek dgn Sultan Saidil Mukammil. Artinya, Sultan Iskardar Mudan dgn Meurah Puteh di Meureudu ini adalah masih kakak beradik.

Jadi, wajar saja kalau Sultan Iskandar Muda mengistimewakan Meureudu ini, sebagai sebuah wilayah inti dari kerajaan, di luar Aceh besar. 

Apa lagi, kontribusi Meureudu bagi kerajaan Aceh masa Sultan Iskandar Muda tergolong sangat besar. Tgk. Japakeh (Fakih Jalaluddin) di Meureudu adalah penasehat perang Sultan Iskandar Muda dlm menyerang Selangor dan Malaka.

Panglima Nyak Dum, Panglima Pidie, Malem Dagang, sampai kemudian Tgk. Chik Pante Geulima, tokoh-tokoh Meureudu yg sangat berpengaruh dlm membesarkan kerajaan Aceh Darussalam.
Sumber FB. Nabani AS

Jumat, 15 Oktober 2021

Alhudri Sasar Sekolah Terpencil Wilayah Utara-Timur Aceh


*Idi*- Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM bersama jajarannya melakukan perjalanan mengunjungi sekolah yang berada di kawasan pedalaman Aceh, mulai dari wilayah utara hingga perbatasan Sumatera Utara.

Kegiatan yang dilakukan selama empat hari, sejak Kamis, 14 hingga 16 Oktober 2021 dimulai dari SMA Negeri 1 dan 2 Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, SMA Negeri 1 dan 2 Pante Bidari, SMA Negeri 1 Peunaron, SMK Negeri 1 Lokop Serbajadi, serta SMK Negeri 1 Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.

Perjalanan yang dilakukan Kadisdik Aceh beserta rombongan sangatlah menantang, area jalan yang dilalui untuk mencapai sekolah-sekolah tersebut penuh dengan hambatan dan rintangan. Untuk sampai ke Simpang Jernih, Kadisdik harus menempuh perjalanan melalui Ibu Kota Aceh Tamiang.

Beberapa kali, mobil yang ditumpangi Alhudri beserta jajarannya terperosok dalam rawa penuh lumpur. Saat mengunjungi Pante Bidari misalnya, rombongan bahkan harus mendorong mobil yang ditumpangi karena areal jalan yang sangat berlumpur dan terjal. Namun, tekad yang kuat membangun pendidikan dari pelosok negeri membuatnya begitu bersemangat menempuh medan yang berat tersebut.

Jarak lokasi antara sekolah satu dengan lainnya tidaklah dekat, sehingga butuh waktu tempuh yang tidak sedikit. Kadisdik Aceh berada di sekolah dari sore hingga malam hari agar dapat maksimal bertemu dan berdiskusi dengan warga sekolah.

"Kita kesini tujuannya untuk melihat dan merasakan kondisi pendidikan, terutama tantangan bagi guru dan tenaga kependidikan yang berada di pedalaman. Karena kita harus bersama-sama dalam memajukan pendidikan Aceh," tutur Alhudri.

Kunjungan ini dilakukan Alhudri merupakan bagian dari bentuk komitmen Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan dalam dalam upaya melakukan pemerataan mutu Pendidikan di Aceh. Ia ingin memastikan program-program pendidikan telah berjalan dengan baik di pelosok Aceh.

Untuk mencapai ke sekolah-sekolah yang ada di pelosok, rombongan Kadisdik harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kondisi jalan yang terjal, rusak dan berdebu dengan melintasi belantara perkebunan sawit dan hutan.

Kadisdik berharap dengan kedatangan pihaknya dapat memberikan motivasi dan penghargaan secara langsung bagi warga sekolah yang ada di daerah terpencil.

"Ini merupakan upaya mewujudkan cita-cita dan komitmen Pemerintah Aceh dalam membangun pemerataan kualitas pendidikan di Aceh. Sehingga lulusan SMA, SMK dan SLB di pedalaman mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional," ungkapnya.

Kehadiran Kadisdik Aceh disambut gembira oleh warga sekolah. Menurut mereka ini merupakan kesempatan yang akan dimanfaatkan untuk menyampaikan keluh kesah yang dirasakan guru dan tenaga pendidikan di daerah terpencil.

“Selama sekolah ini berdiri, kami bersyukur baru kali ini dikunjungi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh,” kata Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Peunaron. 

Hal yang sama diutarakan Camat Serbajadi, Taufik Hidayat, menurutnya kunjungan kadisdik Aceh ke sekolah-sekolah pedalaman merupakan kesempatan bagus bagi pihaknya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat terkait pengelolaan pendidikan di daerah pedalaman.

Sesampai di sekolah tersebut, Alhudri meninjau sarana prasarana sekolah, satu persatu ruangan yang dijadikan untuk proses belajar mengajar dilihatnya. Tak luput, Ia juga menyaksikan kondisi toilet dan kantin siswa. Ia senang melihat perkembangan yang lebih baik di satuan pendidikan.

Tidak lupa, mantan Kepala Dinas Sosial Aceh ini juga mengapresiasi ketekunan dan kegigihan para guru dan tenaga kependidikan yang mengajar di sekolah-sekolah yang berada di daerah pedalaman.

“Kami kemari ingin merasakan bagaimana getirnya perjuangan guru-guru saat mengajar di sekolah pelosok. Kita mempunyai cita-cita yang sama untuk meningkatkan mutu pendidikan Aceh," ujarnya di hadapan para guru SMK Negeri 1 Simpang Jernih.

Alhudri menuturkan agar dapat menciptakan generasi Aceh yang lebih baik kedepan, para guru dan tenaga kependidikan harus menjalankan proses belajar mengajar dengan kreatif dan inovatif serta menjunjung tinggi kearifan lokal.

Dirinya juga menghimbau agar jangan sampai ada anak Aceh usia sekolah yang tidak masuk dalam lembaga pendidikan. Karena, menurutnya, pendidikan saat ini merupakan layanan gratis dan mendapat jaminan dari pemerintah.

“Anak-anak Aceh saat ini adalah generasi masa depan kita, baik buruknya generasi Aceh sangat dipengaruhi oleh pendidikan yang didapat saat ini. Karena itu saya memohon kepada bapak/ibu guru semua, tolong diasuh dan diasah mereka dengan baik. Mereka ini adalah mutiara yang memerlukan pembinaan yang tepat dari sang guru,” kata Alhudri.

Alhudri mengharapkan agar pembelajaran tatap muka dapat terus berjalan diperlukan upaya pencegahan terhadap penyebaran Virus Covid-19, yaitu dengan penerapan protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi bagi guru dan siswa.

"Alhamdulillah, sudah mulai terlihat hasil dari ikhtiar vaksinasi yang kita lakukan, saat ini jumlah orang yang terpapar virus Covid-19 sudah terus menurun di Aceh. Semoga tahun depan kita sudah bebas dari wabah ini," ujarnya penuh harap.[]

Senin, 30 Agustus 2021

BUPATI SIMEULUE BUKA TRY OUT ONLINE P3K GURU dan Voucher 5 juta untuk Guru Terbaik

Sinabang - Bupati Simeulue yang diwakili Asisten III Bidang Administarsi dan Kepegawaian Setdakab Simeulue Abdul Karim, S. Pd membuka secara resmi kegiatan Try Out Online bagi Guru NON PNS tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan SLB Se Kabupaten Simeulue  30 Agustus 2021.

Kegiatan tryout guru non PNS dipusatkan di Aula Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Simeulue. Peserta tryout ini sebanyak 970 orang peserta. Kegiatan berlangsung selama 2 hari lapor Al Amin selaku Kacabdin simulu kepada media ini. 

Lebih lanjut Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah Simeulue Al Amin, S. Pd dalam sambutannya mengatakan kegiatan Try Out Online dilaksanakan secara gratis bagi guru Non PNS Calon ASN P3K yang ada di Kabupaten Simeulue. Hal ini untuk melihat peta dasar kemampuan para guru-guru Simulu. 

Tryout ini juga bertujuan agar mereka siap dan tidak canggung dalam menghadapi pelaksanaan seleksi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang dilaksanakan mulai tanggal 13-17 September 2021 secara serentak jelas Abdul Karim. 

"Harapan kita mereka mampu mencapai pasiing garde sehingga mampu mengisi kebutuhan guru simulu yang masih kekurangan.

"Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama Pemerintah daerah Simeulue dengan Teknos Genius Aceh dan Dinas Pendidikan Simeulue serta cabang Dinas Simeulue jelas Amin.

Lanjut Amin, "Adapun materi yang diujikan meliputi Sosial Kultur, Managerial dan Pedagogik dengan jumlah soal 100 butur"

Abdul Karim dalam arahannya
Utk peserta nikai terbaik 1, 2,3 dan harapan diberikan Voucher dengan total Rp. 5 juta dari Bupati Simeulue. Saya beri apresiasi kepada Dinas pendidikan dan Cabang Dinas Wilayah Simeulue yang sangat konsen dan peduli terhadap kesejahtraan guru-guru Simulu. Semoga  dengan event try out ini dapat mengetahui sejauh mana kemampuan sahabat-sahabat guru dalam memahami, menganalisis soal-soal yang diujikan sehingga ketika pelaksanaan ujian nanti sudah terbiasa dan bisa lulus ASN P3K.

 "Keberadaan ASN P3K sangatlah dinantikan disamping sebagai tanggungjawab untuk mencerdaskan generasi juga untuk meningkatkan kesejahtraan bagi guru itu sendiri karena status ASN P3K sama dengan ASN dilingkungan pemerintah.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pendidikan Simeulue, kepala BPSDM Simeulue, Kabag Prokopim Simeulue, Kacabdin beserta jajarannya dan unsur  Teknos Genius Aceh

Kontributor simulu
Editor : hamid

Minggu, 29 Agustus 2021

ABU BEUREUEH, PUSA DAN KONSOLIDASI ULAMA ACEH

Keterangan Foto: Makam Abu Beureueh, Rabu, 26/8/2021

 ABU BEUREUEH, PUSA DAN KONSOLIDASI ULAMA ACEH. ini saya pulang kampung untuk sebuah urusan keluarga. Saya melintas Beureunun dan Shalat Ashar di Mesjid Baitul A'la lil Mujahidin.

Nama yang ditabalkan untuk mesjid ini sarat dengan nuansa ideologis dan perjuangan. 

Mesjid ini dibangun Abu Beureueh dkk setelah beliau turun dari mardhatillah --- sebuah sebutan untuk lokasi perjuangan DI/TII Aceh yang dipimpin Allahyarham Abu Beureuh.

Di masa tua , Abu Beureureuh menghabiskan sisa umurnya di mesjid ini. Beliau sepanjang hari berada di sini dan nenerima tamu dari berbagai kalangan dari berbagai wilayah Aceh. 

Kecuali beberapa tahun, ketika tahun 1978 beliau "diculik" dan diasingkan ke Jakarta. Paska bebas dari "penculikan" beliau kembali ke mesjid ini dan pada tahun 1987 beliau meninggal.

Ada cerita menarik terkait pembangunan mesjid ini.

Karena ketokohan dan kewibawaan Abu Beureuh, banyak pihak yang datang membantu biaya dan material pembangunan. Konon menurut cerita sejumlah pihak mesjid ini tidak siap-siap.

Ternyata ini merupakan strategi Abu Beureueh. 

Lewat "modus" Pembangunan Mesjid Baitul A'la lil Mujahidin rupanya Abu Beureuh mampu menyelesaikan pembangunan mesjid di sejumlah wilayah lainnya di Aceh. 

Setiap ada tokoh yang menjumpainya dan menyampaikan keluhan kendala pembangunan mesjid di wikayah mereka, Abu Beureueh langsung membantu dari sumbangan berbagai pihak kepada Mesjid Baitul A'la lil Mujahidin.

Setelah merasa sejumlah mesjid di Aceh cukup dibantunya barulah kemudian Abu Beureueh menyelesaikan mesjidnya sendiri.

Mesjid ini sangat dekat dan melekat dengan nama Abu Beureueh. Mayoritas orang yang tahu peristiwa ini bahkan menyebut nama mesjid ini dengan Mesjid Abu Beureueh.

Salah satu personifikasi kedekatan Abu dengan mesjid ini terlihat dari letak makam Abu Beureueh persis di samping dinding kiri mesjid ini.

Beberapa saat setelah Shalat Asar tadi saya bersama keluarga berziarah dan berdoa di kubur Jendral Trituler ini.

Saat berziarah tadi, tiba-tiba saya teringat sebuah peristiwa kecil tahun 1987.

Hari itu, Rabu sore, 10 Juni 1987, kami bersama kawan-kawan sedang bermain di depan rumah. Di Gampong Bayi Kecamatan Tanah Luas Aceh Utara. Sebuah kampung yang jauh di pedalaman Aceh Utara di kaki gunung.

Tiba- tiba rumah kami kedatangan tamu. Seorang laki-laki paruh baya datang dengan mengendarai Vespa abu-abu. Waktu itu motor merek Vespa barang mewah. 

Di satu kecamatan kami paling ada satu atau dua vespa milik orang berada. Sekalipun mereknya vespa  orang kampung kami menyebut berbagai merek motor dengan satu nama: Honda.

Tamu yang datang itu namanya  Tgk. Aceh. Karena saya masih kecil, saya tidak tahu  nama asli dari Tgk Aceh.

Beliau adalah Ketua PPP Kecamatan Tanah Luas. Beliau berdomisili di Keudee Blangjrue.

Tgk Aceh tidak lama singgah di rumah kami. Dia hanya sejenak bertemu Abi, orang tua kami, Tgk. Abdul Djalil El-Madny alias Tgk Di Cot Mane. Terlihat buru-buru dengan wajah agak murung, lagee ureung jak cok apui, Tgk Aceh langsung pamit.

Sayup-sayup saya menguping pembicaraan Tgk Aceh dengan orang tua kami. " Abu Beureueh ka geutinggai geutanyoe". Abi terlihat terkejut. 

Sore itu juga bersama sejumlah masyarakat kampung kami, Abi melaksanakan shalat ghaib untuk Abu Beureueh.

Karena sudah usia SMP saya tahu kenapa Tgk Aceh memberitahu Abi perihal meninggalnya Abu Beureueh. Lalu kenapa Abi seperti terpukul menerima kabar duka itu. Kepada kami di waktu kosing Abi sering bercerita banyak hal, termasuk cerita Abu Beureueh yang dikaguminya itu.

Tgk Aceh merasa perlu mengabari Abi karena waktu itu Abi dikategorikan loyalis PPP dari segmen Perti. Selain itu, Abi juga diketahui sebagai bagian dari tokoh DI/TII di kampung kami yang seperti Abu Beureueh tidak "menyerah" paska Ikrar Lamteh.

Ceita ringan di atas hanya sebagai bagian dari upaya mendeskripsikan sekaligus menjelaskan bahwa sebagai ulama pergerakan -- terlepas ada yang tidak sepakat dengan nya -- memiliki jaringan yang luas dan solid di Aceh.

Karena jaringan yang luas, konsolidasasi yang terukur di seluruh Aceh, serta integritas dan ketokohannya yang diakui, tidak hanya di Aceh tapi juga sampai ke Jakarta, maka ketika itu kala Jakarta berkepentingan dengan Aceh, maka Jakarta memiliki ketergantungan kepada tokoh dam sosok ulama yang bernama Daud Beureueh. Bukan tokoh politik lainnya seperti Teuku Nyak Arif, Hasymy dan lain-lain.

Kenapa itu terjadi?.

Jawabannya adalah konsolidasi. Waktu itu lewat PUSA, para ulama berhasil menkonsolidasi diri dan umat yang mencengangkan Jakarta. Maka DI/TII Aceh pun dianggap sebuah persoalan besar karena dipimpin ulama pergerakan, sekalipun kemudian berhasil dibenamkan.

Memang setia waktu ada tokohnya. Setiap tokoh ada waktunya.

Abu Beureueh beserta para ulama Aceh waktu itu menemukan momentum lewat konsolidasi PUSA. PUSA sebagai wadah ulama Aceh kala itu berhasil menjadi mainstream dalam berbagai dinamika sosial politik di Aceh. Termasuk ikut menentukan ritme hubungan Aceh - Jakarta yang lebih fair play.

Organisasi apapun tanpa konsolidasi menjadi seperti harimau ompong. Atau singa tidur. Dan PUSA telah memberikan pelajaran kepada kita.

Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA) didirikan pada 12 Rabiul Awal 1358 H atau 5 Mei 1939 M di Matang Geulumpang Dua, Aceh Utara (sekarang Bireuen), merupakan satu organisasi keagamaan yang besar dan kuat di Aceh pada era 1950-an. PUSA diprakarsai dan didirikan oleh para ulama modernis, seperti Tgk Abdurrahman Meunasah Meucap, Ayah Hamid Samalanga, Tgk Abdullah Ujong Rimba, Tgk Muhammad Daud Beureu-éh, dan lain-lain.

Komposisi pendiri dan pengurus PUSA di atas sekaligus sebagai konfirmasi bahwa ulama Aceh dapat bersatu dalam sebuah wadah untuk kepentingan besar dan jangka panjang, sekalipun di antara mereka ada perpedaan perspektif terkait urusan furu' keagamaan.

Tujuan utama pembentukan organisasi ini antara lain dimaksudkan untuk memajukan dunia pendidikan dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di Aceh.

Kongres PUSA yang diinisiasi oleh Teuku Chik Muhammad Djohan Alamsyah yang dikenal sebagai Ampon Syik Peusangan Meunasah Meucap di Matang Glumpang Dua. Dia merupakan ulee balang moderat yang disegani oleh Belanda. Namun pada pelaksanaannya, Ampon Syiek Peusangan yang semula merencanakan kongres ini sakit. Dan terpilihlah Teungku Daud Beureueh sebagai Ketua PUSA secara aklamasi.

Melalui ide reformasi Islam, gerakan ini telah mampu memperkuat identitas keislaman masyarakat dan renovasi historis masyarakat Aceh secara keseluruhan. 

Paska PUSA meredup, ada sejumlah organisasi dengan genetik yang sama muncul di Aceh.

Kita berharap di antara organisasi yang ada itu, akan ada momentum baru yang datang. Dengan syarat: Mampu membaca dan merebut momentum itu.[]

Keterangan Foto: Makam Abu Beureueh, Rabu, 26/8/2021
sumber: akun FB Usamah El Madny
Saya ambil sebagai sumber inspirasi untuk saya.