Minggu, 14 November 2021

MENGAPA SULTAN ISKANDAR MUDA MENJADIKAN MEUREUDU SEBAIGAI WILAYAH INTI KERAJAAN ACEH?

Pertanyaan di atas bila merujuk pada inskripsi yg terdapat pada makam Meurah Puteh, di Gampong...? (nama gampongnya sdh lupa) di Meureudu, Pidie Jaya.

Pada makam itu tersebut: "Makam Meurah Puteh bin Meurah 'Abdullah bin Sultan Saidil Al Mukammil (Nenek Sultan Iskandar Muda)".

Saat saya berziarah ke malam Meurah Puteh,  bersama Dr. Husaini Ibrahim dan rekan  Salman Farisi Minggu kemarin, memang sedikit agak susah, karena makam Merah Puteh ini terletak asing di tengah-tengah Gampong yg dipenuhi semak belukar. 

Tak ada jalan atau jurong yg bisa langsung kita akses ke lokasi makam ini. Kami terpaksa harus menaiki pagar-pagar kebun penduduk, lalu berjalan diantara semak-semak utk tiba pada makam Meurah Puteh ini.

Berdasarkan inskripsi yg ada pada makam, bila dihubungkan dgn Sultan Iskardar Muda (1607-1636), Merah Puteh dgn Sultan Iskandar Muda, adalah sama-sama cucu dari pada Sultan Saidil Al Mukammil yg memerintah kerajaan Aceh Darussalam (1585-1604).

Dalam peta silsilah yg dibuat HM. Zainuddin dlm buku "Tarihk Aceh dan Nusantara", Sultan Alaiddin Riayat Syah Saidil Al Mukammil memiliki 6 orang anaknya, yaitu Maharaja Diraja, Raja Putri, Putri Diraja Indra Ratna Wangsa, Mahmud Syah, Raja Husin Syah, dan Merah Upah.

Putri Diraja Indra Ratna Wangsa kemudian kawin dgn raja Mansur Syah Ibnu Raja Abdul Jalil. Perkawinan ini melahirkan Sultan Iskandar Muda. Ini mengartikan, Sultan Iskandar Muda adalah cucu Sultan Saidil Al Mukammil dari anak perempuannya, yaitu anak dari Peteri Diraja Indra Ratna Wangsa (ibu Sultan Iskandar Muda).

Sedangkan Merah Puteh adalah cucu Sultan Saiful Al Mukammil dari dari anak Merah Upah (Meurah Agong) atau Meurah  Abdullah, sebagai mana tersebut pada makam Meurah Puteh yang kami ziarahi di Meureudu. 

Nah, dengan demikian jelas bahwa Sultan Iskandar Muda dan Meurah Puteh, yg makamnya terdapat di Meureudu adalah sama-sama cucu dari pada Sultan Saidil  Al Mukamil.

Oleh karena itu, tidak mengherankan kenapa Sultan Iskandar Muda saat memerintah kerajaan Aceh Darussalam, menjadikan wilayah Meureudu (Pidie Jaya sekarang) sebagai satu-satunta wilayah inti kerajaan Aceh yg dikendalikan langsung di bawah Sultan, di luar wilayah inti kerajaan di Aceh besar.

Itu pula sebabnya, wilayah Meureudu pada masa Sultan Iskandar Muda disebut sebagai wilayah "bibeuh", artinya Meureudu sebuah wilayah yg tunduk langsung kepada Sultan. Karena Meureudu sebagai wilayah "bibeuh", maka Sultan Iskandar Muda tidak mengangkat Uleebalang di wilayah Meureudu, karena Meureudu ini adalah sebuah wilayah istimewa yg diberikan oleh Sultan.

Itu semua tak lepas hubungannya, antara Sultan Iskandar Muda dgn Meurah Puteh di Meureudu, yg keduanya sama-sama berkakek dgn Sultan Saidil Mukammil. Artinya, Sultan Iskardar Mudan dgn Meurah Puteh di Meureudu ini adalah masih kakak beradik.

Jadi, wajar saja kalau Sultan Iskandar Muda mengistimewakan Meureudu ini, sebagai sebuah wilayah inti dari kerajaan, di luar Aceh besar. 

Apa lagi, kontribusi Meureudu bagi kerajaan Aceh masa Sultan Iskandar Muda tergolong sangat besar. Tgk. Japakeh (Fakih Jalaluddin) di Meureudu adalah penasehat perang Sultan Iskandar Muda dlm menyerang Selangor dan Malaka.

Panglima Nyak Dum, Panglima Pidie, Malem Dagang, sampai kemudian Tgk. Chik Pante Geulima, tokoh-tokoh Meureudu yg sangat berpengaruh dlm membesarkan kerajaan Aceh Darussalam.
Sumber FB. Nabani AS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar