Kartini
Banyak dari kita beranggapan, kenapa harus hari kelahiran Kartini dijadikan sebagai hari nasional sebagai bentuk penghargaan tertinggi negara bagi wanita Indonesia?
Padahal, ada seorang pejuang tangguh, macan wanita dari Aceh yang menunjukkan kegarangannya bertempur melawan penjajah seperti Cut Nyak Dien, Cut Meutia, dan Laksamana Malahayati dari Aceh. Tidak hanya di Aceh, kita bisa temui juga macan wanita lainnya, seperti Martha Christina Tiahahu dari Laut Banda, Nyi Ageng Serang yang mendapatkan kepercayaan dari Pangeran Diponogoro dalam menyusun strategi perang melawan Belanda. Dari Makassar ada pejuang wanita Andi Depu.
Atau, ada yang berjuang melalui Rohana Kudus dari Minangkabau, berjuang dengan tulisan untuk mengangkat harkat dan martabat wanita. Wanita Minang lainnya yang berupaya mengangkat martabat wanita melalui politik, Rasuna Said. Dari negeri Pasunda ada. Raden Dewi Sartika berjuang melalui pendidikan. Juga dari Minahasa Maria Walanda Maramis.
Bisa jadi, masih banyak wanita-wanita hebat lainnya, seorang Ibu yang telah mendidik dan melahirkan anak-anak hebat, seorang istri yang mendampingi suami-suami hebat. Tidak hanya itu, ada tokoh-tokoh wanita lain yang memberikan sentuhan berbeda dari berbagai bidang keahlian sehingga melahirkan sesuatu yang baik dan kekal tidak lekang oleh waktu.
Mereka semua adalah sosok wanita hebat Indonesia, Kartini Indonesia.
Peran seorang wanita dikatakan dalam sebuah hadist, bahwa wanita itu adalah tiang negara. Baik buruknya sebuah bangsa akan ditentukan oleh wanitanya.
Kartini sendiri merupakan sosok wanita yang kompleks dalam kehidupannya. Sebagian kisahnya tergambarkan dalam film Kartini, baik pribadinya maupun jejaringnya. Bahkan, pemikirannya juga tergambarkan dalam tulisannya yang berjudul, " Habis Gelap Terbitlah Terang: Buah Pikiran". Kartini adalah wanita yang kritis dan cerdas, terkekang oleh zamannya untuk bisa mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, tapi ia tidak menyerah dan belajar sendiri, ditambah kegemarannya membaca buku.
Kartini sendiri, walaupun dipingit, ia mengembangkan jejaring-jejaringnya melalui karospodensi, surat menyurat dalam skala internasional. Ia pun setelah menikah mendirikan sekolah yang didukung oleh suaminya.
Walaupun meninggal muda, sosoknya telah memberikan inspirasi bagi para wanita pergerakan pada waktu itu, ketika ada sebuah keinginan emansipasi wanita.
Selamat Hari Kartini. Selamat Datang Generasi Wanita Milineal.
Ya Allah, majukanlah wanita Indonesia agar Indonesia semakin maju. Maju tidaknya suatu bangsa tergantung dari wanitanya. Ibu yang baik, istri yang baik, tokoh wanita yang baik dari berbagai bidang, dari merekalah lahir tokoh-tokoh bangsa dan manusia-manusia hebat Indonesia.
(Doa Hari ke 9 Romadhon)